Kebangkitan Arsenal pada paruh kedua musim ini, tidak lepas dari pulihnya para pemain-pemain kunci The Gunners dari cedera. Namun juga tidak dapat dipungkiri, sosok seorang Andrei Arshavin dalam skuad Arsenal mampu menjadi pemimpin bagi para young guns Arsenal.
Keputusan pelatih Arsene Wenger untuk mendatangkan pemain asal Russia itu pada transfer window silam berbuah manis. Kehadiran pemain bernama lengkap Andrei Sergeyevich Arshavin itu mampu meringankan beban Cesc Fabregas dkk di lini tengah Arsenal.
Faktor jam terbang dan pengalaman bertanding menjadikan Arshavin menjadi pemimpin anak-anak muda The Gunners seperti, Fabregas, Denilson, Samir Nasri dan Theo Walcott. Mantan pemain Zenit St. Petersburg itu pun sukses menjalankan strategi yang diterapkan oleh Wenger.
Oleh Wenger, pemain yang berulang tahun pada tanggal 29 Mei itu diberi kebebasan di lapangan. Tidak hanya bermain sebagai pemain tengah, tapi juga dapat sebagai winger, playmaker atau pun second striker di belakang Emmanuel Adebayor.
Arshavin pun menjawab kepercayaan sang pelatih dengan penampilan memukau. Puncaknya adalah ketika mampu memborong empat gol Arsenal kala bersua ke Anfield melawan Liverpool yang berakhir dengan skor 4-4.
“Bermain di Russia saya bisa mencetak dua kali hat-tricks, tapi tidak pernah mencetak empat gol dalam satu pertandingan,” tutur pemain kelahiran Leningrad 27 tahun silam pada Sky Sports.
Mantan pemain Manchester United asal Russia, Andrei Kanchelskis, ikut berkomentar mengenai performa Arshavin di Premier League. “Di Inggris semua berbeda, mental, bahasa, makanan, bahkan dalam mengemudikan mobil. Yang dia butuhkan adalah kesempatan untuk belajar bahasa Inggris, itu sangat penting,” jelas Kanchelskis.
Masukan lain bagi Arshavin juga datang dari pemain Eropa Timur lainnya, Andriy Shevchenko yang mengatakan: “Yang paling penting bagi Arshavin saat ini adalah menghindari cedera. Jika dia beruntung dan lolos dari cedera ketika mengawali karirnya di Inggris, maka semuanya akan berjalan dengan baik bagi dia.
Setiap masukan dari para seniornya tersebut layak didengar dan menjadi pengalaman berharga bagi Arshavin dalam meniti karir di Premier League. Setelah gagal di semi-final Piala FA, Arshavin juga tidak dapat bermain di kancah Liga Champions, lantaran pada awal musim telah bermain bersama Zenit St. Petersburg di Liga Champions.
Kini fokus pemain yang bersinar di Piala Eropa 2008 itu hanya bermain bagus di sisa laga The Gunners di Premier League musim ini. (Jmy)